Selasa, 31 Mei 2016

Makalah Korespondensi dalam Manajemen Perkantoran

KORESPONDENSI




Makalah Disusun Sebagai Tugas Diskusi Kelompok
Mata Kuliah Manajemen Perkantoran
Semester III/2015

Oleh : Kelompok 6

                                        FIDIYA LYDIARTI                     (14290038)
                                        ENDANG SUSTYO WARNI       (14290035)
GUSTI                                            (14290040)
AGUNG PURNAMA                   (14290008)

DOSEN PENGAMPU :
DIAN SAFITRI, M.Pd

.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Korespondensi bearti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah suatu kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat dari satu pihak kepada pihak lain dapat atas nama jabatan dalam suatu perusahaan/organisasi dan dapat atas nama perseorangan (individu).
Gagasan yang dituangkan dalam surat dapat berupa tujuan atau maksud-maksud tertentu antara lain: memeberitahukan, memperingatkan, menanyakan, menjawab, meminta, menawarkan, memerintahkan, melaporkan, memanggil, memesan, mengirimkan, menjanjikan, memutuskan, mengantarkan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, korespondensi atau surat menyurat  cukup  penting untuk dipelajari dan dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen dan dengan memahami serta mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan dalam penulisan karya ilmiah.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka terdapat beberapa rumusan masalah :
a.    Apa Pengertian Surat ?
b.    Apa saja macam-macam Surat ?
c.    Apa saja yang ada didalam alamat surat ?
d.   Apa pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar ?
e.    Bagaimana cara penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar ?
C.    Tujuan Masalah
1.    Untuk memahami pengertian Surat.
2.    Untuk memahami macam-macam Surat.
3.    Untuk  memahami apa saja yang ada didalam alamat Surat.
4.    Untuk mengetahui Pengertian Surat Masuk dan Surat Keluar.
5.    Untuk mengetahui cara penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Surat
Surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditunjukkan kepada pihak lain untuk menyampaikan berita.[1] Dengan demikian jelas bahwa surat sangat penting artinya membantu memperlancar tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu perlu diusahakan agar dapat membuat surat dengan baik, sebab penilaian negatif terhadap surat akan dapat mempengaruhi pula penilaian negative terhadap organisasi. Bentuk komunikasi tertulis lainnya yang sering dipergunakan selain surat adalah: memo, laporan, dan lain-lain.
Menurut KKBI Surat  yaitu surah yang berarti suatu sarana komunikasi untuk menyampaikan pernyataan atau pikiran secara tertulis kepada orang lain. Orang lain di sini dapat diartikan perorangan, badan usaha, organisasi, atau lembaga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa korespondensi berarti surat menyurat.[2] Korespondensi dapat  juga diartikan dengan berkirim-kiriman surat. Ini bearti bahwa korespondensi adalah kegiatan komunikasi dengan menggunakan media surat. Orang yang berkomunikasi dengan menggunakan surat disebut koresponden. Dengan demikian, dalam lingkungan perkantoran, yang dimaksud dengan korespondensi adalah komunikasi antara seseorang pegawai dengan orang lain, antara pegawai dengan instansi atau sebaliknya, antara pegawai dengan organisasi dengan organisasi, dan sebagainya dengan menggunakan surat sebagai media.
Berdasarkan pemahaman uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa surat adalah suatu alat komunikasi dalam bentuk tertulis yang sering digunakan oleh seseorang, organisasi, perusahaan dan lembaga  untuk menyampaikan suatu informasi baik baik berupa surat resmi maupun tidak resmi.
B.  Macam-Macam Surat
Karena banyak macam surat, maka untuk mempermudah mengetahui macam-macam atau jenis surat kita dapat meninjau dari berbagai segi, misalnya:[3]
1.    Menurut Wujudnya
a.    Kartu pos.
b.    Warkat pos.
c.    Surat bersampul.
d.   Memorandum dan nota.
e.    Telegram.
f.     Surat penghantar.
2.    Menurut Tujuannya
a.    Surat pemberitahuan.
b.    Surat peringatan.
c.    Surat permintaan.
d.   Surat perintah.
e.    Surat panggilan.
f.     Surat susulan.
g.    Surat keputusan.
h.    Surat laporan.
i.      Surat perjanjian.
j.      Surat penawaran, pesanan dan lain-lain.
3.    Menurut sifat isi dan asalnya
a.    Surat dinas.
b.    Surat niaga.
c.    Surat pribadi.
d.   Surat yang isinya masalah sosial.

4.    Menurut Jumlah Penerima
a.    Surat biasa
b.    Surat edaran
c.    Surat pengumuman
5.    Menurut Keamanan Isinya
a.    Surat sangat rahasia
b.    Surat rahasia
c.    Surat biasa
6.    Menurut Urgensi Penyelesaiannya
a.    Surat sangat segera
b.    Surat segera
c.    Surat biasa
7.    Menurut prosedur pengurusannya
a.    Surat masuk
b.    Surat keluar
8.    Menurut jangkauannya
a.    Surat ekstern
b.    Surat intern

C.      Alamat Surat
Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai atau lembar surat) dan alamat luar (pada sampul surat). Alamat ini ditulis dengan tanpa akhiri tanda baca apa pun. Alamat dalam berturut-turut menyebutkan:
1.    Nama orang atau Jabatan
2.    Nama Jalan dan Nomor Rumah/gedung
3.    Nama anggota.
Nama orang ditulis lengkap dan cermat sesuai dengan kebiasaan yang dituliskan oleh yang bersangkutan, tidak singkat atau di ubah ejaannya. Nama orang atau jabatan ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsur nama itu.  Di depan nama orang atau jabatan itu dituliskan ungkapan Yth.(yang terhormat).[4] Kata sapaan Bapak, Ibu, atau yang lain dapat ditulis di depan nama orang lain. Kata ini tidak perlu ditulis  jika di ikuti nama jabaatan. Surat hendaknya dialamatkan kepada pejabatnya bukan kepada instansinya. Jika pejabat itu tidak diketahui dengan pasti namanya, misalnya direktur atau rektor, dapat dipakai istilah Kepala atau Pempinan bukan pimpinan. Nama jalan hendaklah ditulis lengkap jangan di singkat, misalnya Jalan Jenderal Basuki Rahmat, sedangkan nama kota didahului dengan kata depan “Di”. Alamat luar disusun berturut-turut sebagai berikut:
a.    Nama Orang atau jabatan;
b.    Nama Instansi;
c.    Nama Jalan, nomor rumah bangunan, nama kota serta kode pos.
Alamat pengirim lazimnya di tulis dihalaman depan kiri atas. Tidak lazim ditulis  di depan kiribawah atau belakang sampul. Sebelum dimasukkan ke dalam amplop, surat yang telah siap dikirim hendaklah dilipat dengan model lipatan ganda sejajar dengan kepala dan alamat surat tampak di atas.[5]
D.      Surat Berdasarkan Jangkauannya
Surat berdasarkan jangkauanya terbagi menjadi dua macam antara lain sebagai berikut ;
1.    Surat Internal (Surat Masuk)
Surat Internal  (surat masuk) adalah surat yang diterima oleh suatu organisasi atau perusahaan yang berasal dari seseorang atau dari suatu organisasi.[6]
2.    Surat Eksternal (Surat Keluar)
Surat eksternal adalah surat –surat yang dikeluarkan atau dibuat oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk dikirim kepada pihak lain, baik peorangan maupun kelompok.[7]

E.       Penanganan Surat Masuk dan Surat Keluar
Mengurus dan mengendalikan surat pada suatu kantor merupakan kegiatan yang penting dalam suatu kantor. Mengurus dan mengendalikan surat adalah kegiatan penanganan surat masuk dan surat keluar yang meliputi penerimaan, pencatatan, pengarahan, pendistribusian, pemrosesan lebih lanjut. Ada dua macam penanganan surat masuk, yaitu :
1.      Sistem Buku Agenda
Buku agenda adalah suatu buku yang dipergunakan untuk mencatat surat-surat masuk dan keluar dalam satu tahun.[8] Petugas yang mengagendakan surat disebut agendaris. Buku agenda ada 3 macam :
1)      Buku agenda tunggal/campuran adalah buku agenda yang dipergunakan untuk mencatat surat masuk dan keluar sekaligus berurutan pada tiap halaman.
2)      Buku agenda berpasangan adalah buku agenda yang dipergunakan untuk mencatat surat masuk di halaman sebelah kiri dan surat keluar di sebelah kanan, atau sebaliknya dengan nomor urut sendiri-sendiri.
3)      Buku agenda kembar adalah buku agenda yang dipergunakan untuk mencatat surat masuk dan surat keluar disediakan buku sendiri-sendiri.
Dibawah ini uraian tentang prosedur penangan surat masuk dan surat keluar dengan menggunakan sistem buku agenda, yaitu;
a.    Prosedur Penanganan Surat Masuk Sistem Buku Agenda
1.    Penerimaan Surat
Tugas penerima surat adalah:[9]
a)    Mengumpulkan setiap surat yang masuk,
b)   Meneliti ketepatan alamat
c)    Menandatangani bukti pengiriman bahwa surat sudah diterima.


2.    Penyortiran Surat
Setelah surat diterima selanjutnya surat dipisahkan berdasarkan alamat yang dituju. Jika surat itu untuk perseorangan dan menyangkut masalah pribadi, maka surat dapat diberikan langsung kepada alamat yang dituju, tetapi apabila surat itu merupakan surat dinas karena menyangkut kepentingan perusahaan/organisasi, maka surat tersebut harus diproses lebih lanjut.
3.    Pencatatan Surat
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan buku agenda. Petugas dapat membuka dan membaca surat untuk mengetahui apakah surat tersebut merupakan surat dinas biasa, penting atau rahasia. Untuk surat rahasia, petugas tidak diperbolehkan membaca surat, kecuali sudah diizinkan oleh pimpinan. Pencatatan ini sangat penting dilakukan, karena dapat diketahui volume surat masuk setiap hari, minggu, bulan, dan tahun. Juga memudahkan dalam penyimpanan sehingga surat akan lebih mudah ditemukan. Setelah dicatat selanjutnya petugas membubuhkan stempel agenda sebagai tanda bahwa surat sudah dicatat. Kemudian petugas memberikan surat tersebut kepada pimpinan dengan melampirkan lembar disposisi untuk mencatat instruksi pimpinan berkaitan dengan penanganan atau proses selanjutnya dari surat tersebut.
4.    Pengarahan Surat
Pengarahan surat adalah menentukan siapa saja yang selanjutnya akan memproses surat berkaitan dengan permasalahan surat. Pengarahan surat dilakukan oleh pimpinan, karena pimpinanlah yang akan bertanggungjawab terhadap penanganan surat tersebut. Pimpinan dapat menuliskan instruksinya pada lembar disposisi, dan menuliskan siapa yang harus memproses surat tersebut. Lembar disposisi adalah lembar isian untuk mencatat instruksi dari pimpinan berkaitan dengan proses tindak lanjut dari surat yang diterima dari pihak lain. Orang yang ditunjuk oleh pimpinan untuk menindaklanjuti surat yang dimaksud akan menangani surat berdasarkan instruksi pimpinan tersebut.

5.    Penyampaian Surat
Jika pimpinan sudah menuliskan instruksinya di lembar disposisi, maka surat tersebut berikut lembar disposisinya diberikan kepada prang yang ditunjuk oleh pimpinan yang telah ditulis di lembar disposisi. Jika orang yang dimaksud tersebut lebih dari satu, sebaiknya surat tersebut diperbanyak sehingga setiap prang yang ditunjuk akan mendapatkan salinan suratnya. Saat surat tersebut diberikan kepada orang yang telah ditunjuk, maka yang menerima harus menandatangani bukti penerimaan di huku ekspedisi intern. Buku ekspedisi ada dua macam, yaitu:
1.    Buku ekspedisi intern adalah huku yang digunakan untuk mencatat penyampaian/pengiriman, distribusi surat yang disampaikan di dalam lingkungan organisasi/perusahaan sendiri.
2.    Buku ekspedisi ekstern adalah buku yang digunakan untuk mencatat penyampaian/pengiriman/distribusi surat kepada pihak lain di luar organisasi/perusahaan.
6.    Penyimpanan Surat
Jika surat sudah selesai diproses, maka surat asli harus diserahkan kepada bagian tata usaha untuk disimpan dengan menggunakan sistem penyimpanan tertentu, seperti sistem abjad. sistem subjek, sistem wilayah, sistem tanggal, atau sistem nomor.
b.    Prosedur Penanganan Surat Keluar Sistem Buku Agenda
1.    Pembuatan Konsep
Konsep surat sering disebut sebagai draft. Saat pengetikan belum menggunakan komputer (masih menggunakan mesin tik manual atau mesin tik elektrik) untuk membuat surat harus dibuat dulu konsepnya secara tertulis, di atas kertas bergaris/kertas buram/lembar konsep surat.
2.    Persetujuan Konsep
Jika konsep surat dibuat oleh konseptor atau bawahan, maka konsep tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan. Tujuannya adalah memeriksa apakah konsep surat tersebut sudah sesuai atau perlu diperbaiki atau dikoreksi. Bila konsep sudah mendapat persetujuan dari pimpinan, maka pimpinan akan memberi tanda/paraf (acc) pada konsep tersebut.[10]
3.    Pencatatan Surat
   Konsep surat yang sudah mendapatkan persetujuan dari pimpinan, selanjutnya dicatat ke dalam buku agenda surat keluar untuk diregistrasi atau didaftarkan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nomor surat dari agendaris sesuai dengan aturan pemberian nomor surat yang berlaku di kantor tersebut.
4.    Pengetikan Konsep Surat
Konsep surat yang telah mendapatkan persetujuan pimpinan dan mempunyai nomor surat, selanjutnya dapat diserahkan kepada juru tik untuk diketik dengan rapi.
5.    Pemeriksaan Pengetikan
Juru tik harus memeriksa pengetikannya sebelum surat tersebut diprint atau dicetak, jangan sampai ada kesalahan pengetikan sekecil apa pun, walau pun hanya satu huruf sekali pun.
6.    Penandatanganan Surat
Setelah surat sudah selesai diketik dengan rapi, maka pejabat yang berwenang atau bertanggungjawab terhadap surat tersebut dan membubuhkan tanda tangan di atas nama terang.
7.    Pemberian Cap Dinas
Surat yang telah ditandatangani oleh penanggungjawab, selanjutnya diberi cap dinas/stempel sebagai tanda syahnya surat. Surat yang tidak ada cap dinas/stempel akan diragukan keabsahannya. Pemberian cap dinas dibubuhkan di sebelah kiri tanda tangan dengan menyinggung sedikit dari tanda tangan tersebut.
8.    Melipat Surat
Surat yang asli dikirim ke alamat yang dituju dengan dilipat secara rapi menggunakan aturan melipat surat.

9.    Penyampulan Surat
Surat yang telah dilipat rapi selanjutnya dimasukkan ke dalam sampul yang telah disediakan dan direkatkan dengan lem secara rapi.
10.  Pengiriman Surat
Jasa pengiriman surat merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam proses prosedur pengurusan surat, balk surat masuk/surat keluar.
2.    Sistem Kartu kendali
Kartu kendali adalah lemabar isian untuk pencatatan, penyampaian, danpenyimpanan surat sehingga diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah. [11] Dibawah ini uraian tentang prosedur penangan surat masuk dan surat keluar dengan menggunakan kartu kendali, yaitu;
a.    Prosedur Penanganan Surat Penting  Masuk Dengan Sistem Kartu Kendali
1.    Penerima tugas
Tugas penerima surat adalah:
1)   Menerima surat dari pos dan caraka, memeriksa kebenararan alamatnya.
2)   Memisah-misahkan surat berdasarkan alamat dituju (unit pengelola/nama jabatan).
3)   Mengelompokkan surat terbuka dengan surat tertutup.
4)   Membuka surat dan memeriksa kelengkapan(bila ada lampirannya).
5)   Membubuhkan stempel tanggal dan waktu yang sudah diterima, dibalik surat atau pada sampul surat untuk surat tertutup.
2.    Pencatat surat
Tugas pencatat surat adalah:
1)   Surat penting dicatat pada kartu kendali. Jumlah kartu kendali yang digunakan sesuai dengan kebutuhan sebanyak-banyaknya rangkap 3 dengan warna yang berbeda-beda untuk memudahhkan pengendaliaan.
2)   Kolom: kode, masalah/indeks serta pengelolah pada kartu kendali dapaat dikosongkan untuk kemudian diisi oleh pengarah. Kemudian surat beserta 3 kartu kendali diteruskan kepada pengarah surat.
Pengarah atau pengendali surat
3.    Tugas pengarah atau pengendali surat
1)   Menerima surat penting dengan lembar kartu kendali
2)   Mengontrol kebenaran pengisian kartu kendali, dan mengisi kolom: kode dan masalah/indeks, serta pengelolah yang dikosongkan oleh pencatat.
3)   Surat beserta kartu kendali(lembar II dan III) diteruskan ke unit pengelola.
4)   Kartu kendali (lembar I) disimpan oleh pengarah dalam kotak kartu kendali sebagai alat pengendali surat.
4.    Unit pengelolah (Unit Kerja)
Tugas usaha unit pengelolah bertugas:
1)      Menerima surat beserta kartu kendali (lembar II dan III).
2)      Kartu kendali tersebut (2 lembar) diparaf. Kartu kendali lembar ke II dikembalikan ke piñata surat.
3)      Kartu kendali(lembar 3) disimpan untuk sementara oleh tata usaha unit pengelolah, kemudia surat yang telah dilengkapi lembar disposisi rangkap 2 diserahkan kepada unit pimpinan pengelolah untuk diminta disposisi dari pimpinan.
5.    Pimpinan unit pengelolah bertugas:
1)   Menulis disposisi/intruksi pada lembar disposisi yang telah disediakan oleh petugas tata usaha unit pengelolah.
2)   Mengembalikan surat dan kartu kendali serta lembar disposisi yang telah diisi disposisinya oleh pimpinan ke tata usaha unit pengelolah..[12]

B.  Prosedur Pengurusan  Surat Penting Keluar Dengan Sistem Kartu Kendali
1.    Unit Pengelolah
Tugas tata usaha unit pengolah :
1)      Mengisi kartu kendali
2)      Kartu kendali di tinggal di tata usaha unit pengolah.
3)      Kartu kendali, beserta surat asli dan tembusan diserahkan ke pencatat.
2.    Pencatat
Tugas pencatat:
1)      Meneliti kelengkapan surat dan pengisian kartu kendali.
2)      Member stempel instansi pada surat, serta menyiapkan sampul/amplopnya, diteruskan ke bagian ekspedidi untuk dikirim ke alamatnya.
3)      Kartu kendali disampaikan ke pengarah untuk disimpan dan berfungsi sebagai kartu control.
4)      Tembusan surat di cap tanggal pengiriman surat beserta kartu kendali yang telah diparaf dikembalikan ke unit pengolah supaya diketahui bahwa suratnya telah diterima oleh pencatat.
5)      Kartu kendali tadi akhirnya diserahkan ke piñata arsip untuk disimpan sebagai pengganti surat.[13]
Format Buku Agenda Keluar :
Buku Agenda Surat Keluar
No.
Tanggal Surat
Nomor Surat
Dikirim kepada
Perihal
Lampiran
Keterangan
Kode Arsip









Format Buku  Agenda Masuk :
Buku Agenda Surat Masuk
No.
Tanggal Terima
Diterima Dari
Tanggal Surat dan No. Surat
Perihal
Lampiran
Keterangan
Kode Arsip











Format Buku Agenda Tunggal :
contoh buku agenda tunggal

Format Kartu Kendali :
Kartu Kendali.png
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Surat adalah suatu alat komunikasi dalam bentuk tertulis yang sering digunakan oleh seseorang, organisasi, perusahaan dan lembaga  untuk menyampaikan suatu informasi baik baik berupa surat resmi maupun tidak resmi.
2.    Macam-macam atau jenis surat kita dapat meninjau dari berbagai segi:
a)    Menurut Wujudnya.
b)   Menurut Tujuannya
c)    Menurut Sifat Isi Dan Asalnya
d)   Menurut Jumlah Penerima
e)    Menurut Keamanan Isinya
f)    Menurut Urgensi Penyelesaiannya
g)   Menurut Prosedur Pengurusannya
h)   Menurut Jangkauannya
3.    Ada dua macam alamat surat, yaitu alamat dalam (pada helai atau lembar surat) dan alamat luar (pada sampul surat).
4.    Surat berdasarkan jangkauanya terbagi menjadi dua macam yaitu;
a.    Surat Internal (Surat Masuk) adalah surat yang diterima oleh suatu organisasi atau perusahaan yang berasal dari seseorang atau dari suatu organisasi.
b.    Surat Eksternal (Surat Keluar) adalah surat –surat yang dikeluarkan atau dibuat oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk dikirim kepada pihak lain, baik peorangan maupun kelompok.
5.    Ada dua macam penanganan surat masuk, yaitu:
a.    Sistem Buku Agenda adalah suatu buku yang dipergunakan untuk mencatat surat-surat masuk dan keluar dalam satu tahun.
b.    Sistem Kartu Kendali adalah lemabar isian untuk pencatatan, penyampaian, dan penyimpanan surat sehingga diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. Dkk. 2006. Modul Melakukan Prosedur Administrasi. Jakarta :
Erlangga.
Priansa, Donni Juni dan Agus Garnida. 2005 Manajemen Perkantoran. Bandung :
Alfabeta.
Sedarmayanti, 2009. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran
Suatu Penghantar. Ed. 2. Bandung : Mandar Maju.
Suyetty. Dkk. 2006. Modul Menangani Surat Masuk dan Surat keluar. Jakarta :
Erlangga.



[1] Sedarmayanti, Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran , Mandar Maju, Bandung, 2009, hlm. 162.
[2] Donni Juni Priansa dan Agus garnida, Manajemen Perkantoran, Alfabeta, Bandung, hlm. 94.
[3] Serdamayanti, Op.cit, hlm. 164.
[4] Sri Endang R, dkk., Modul Melakukan Prosedur Administrasi, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm. 20.
[5] Donni Juni Priansa dan Agus garnida, Op.cit  hlm. 102.
[6] Suyetty. dkk., Modul Menangani Surat Masuk dan Surat Keluar, Erlangga, 2006, hlm. 8.
[7] Suyetty, dkk, Op.cit, hlm.8.
[8] Suyetty, dkk., Op.cit, hlm. 10.
[9] Suyetty, dkk., Op.cit, hlm. 11-14.
[10] Suyetty, dkk., Op.cit, hlm. 27-30.
[11] Suyetty, dkk., Op.cit, hlm. 16
[12] Sedarmayanti, Op.cit , hlm. 210.
[13] Sedarmayanti, Op.cit , hlm. 213.